Selasa, 23 Desember 2008

Jendela Rumah Sakit

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-paru. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu. Sedangkan pria lain harus berbaring di atas punggunnya.

Setiap hari meraka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di kententaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan. Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.

“Di luar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengna detil, sendangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu.. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertamabah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk didekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang kedua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah. Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan, satu minggupun berlalu.

Suatu pagi, perawat datang membawa sebaskom air hangat untun mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada petawat agar bias dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemaunnya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya, tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendelan di samping tempat tidurnya. Apa yag dilihat? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang buta bahkan tidak bisa melihat sekalipun. “Barangkali ia ingin meberimu semangat hidup” kata perawat itu.

1 komentar:

hanikhudo mengatakan...

Subhanallah.... lagi-lagi aku benar-benar kagum dengan kata-kata bijak yang kau tulis ini ndik....

Two tombs up deh 4 u...

Thx ya udah balas emailku & jwb pertnyanku...